Postingan

Ego yang Menendang STY

Gambar
Ketua Umum PSSI Erick Thohir sudah membantah bahwa pemecatan Shin Tae-yong (STY) karena tekanan, terlebih dari mafia sepak bola. Pemutusan kontrak pelatih Timnas Indonesia itu, kata Erick, murni keputusan dirinya. Benarkah? Saya pun ogah berburuk sangka kepada Erick. Itu sebabnya saya menelan mentah-mentah alias percaya kata-katanya. Dan, dengan menerima itu, izinkan pula saya untuk menduga-duga alasan di balik pemecatan STY. Apa itu? Satu kata: ego! Erick Thohir datang ke PSSI setelah malapetaka Malang pada 1 Oktober 2022. Sehabis peristiwa berdarah tersebut, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule dihujat. Tuntutan mundur menggema di berbagai pojok negeri. Saat itulah STY maju “ke depan” untuk membela orang yang telah mengontraknya. Dia mengancam akan mundur kalau Iwan Bule tidak lagi menjadi orang nomor satu PSSI. Iwan Bule akhirnya betul-betul out . Yang menjadi pengganti adalah Erick Thohir. Tiap ada suksesi di level organisasi, sudah jadi tradisi bahwa rezim baru m...

Level Tinggi Garuda Muda

Gambar
Antiklimaks. Indonesia gagal melangkah ke Olimpiade 2024 di Paris. Kamis malam, 9 Mei waktu Indonesia, dalam babak playoff antara wakil AFC dan  CAF, Timnas Indonesia U-23 takluk 0-1 dari Guinea.  Gol tunggal kemenangan Guinea diperoleh dari titik putih. Banyak pendukung Timnas yang mengatakan hukuman penalti tidak sah. Namun, saya pribadi berpendapat pelanggaran Witan Sulaeman yang diganjar penalti dilakukan di zona terlarang. Kekalahan adalah kekalahan. Kita harus menghargai bahwa Guinea tampil lebih baik. Dari empat kekalahan Garuda Muda menuju Olimpiade—tiga di Piala Asia U-23 dan satu di babak playoff—mungkin takluknya Marselino Ferdinan dkk semalam adalah yang paling fair. Ini berbeda dengan kekalahan dari Qatar, Uzbekistan, dan Irak yang kontroversial karena keputusan wasit atau asisten wasit di ruang VAR. Melihat bagaimana anak asuhan Shin Tae-yong (STY) bermain, kita bisa mengatakan bahwa Indonesia sudah berada di level tinggi. Semua penakluk Indonesia adalah negara y...

Hasil Ultra Petita dari Shin Tae-yong

Gambar
Masih terngiang di telinga saya istilah-istilah hukum yang ramai berseliweran menjelang ketuk palu hakim Mahkamah Konstitusi atas sengketa Pilpres 2024. Satu di antaranya adalah ‘ultra petita’. Dalam dunia pengadilan, ultra petita adalah istilah untuk putusan hakim yang melebihi permintaan dari penggugat atau pemohon. Jika pemohon meminta A, misalnya, hakim malah menjatuhkan vonis B. Idealnya, putusan hanya menolak atau mengabulkan. Kendati putusan ultra petita jarang, faktanya pernah ada kasus di mana hakim bertindak demikian. Apa relevansinya dengan sepak bola?  Sejak awal bulan April, kita riuh lagi dengan Tim Nasional. Piala Asia U-23 2024 digelar di Qatar dan Indonesia untuk kali pertama menjadi partisipan.  Jauh sebelum turnamen digelar, sudah mencuat ke publik ihwal target Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Pelatih Shin Tae-yong atau STY dituntut untuk membawa Garuda Muda lolos ke babak perempat final. Target merangkak dari grup telah berhasil ditorehkan ole...

Perempat Final Sensasional di Piala Asia U-23

Gambar
Satu hal yang paling dirisaukan Tony Vidmar sebelum pertengahan pekan lalu menghadapi Timnas Indonesia U-23 adalah komposisi skuad lawan. Pelatih Australia U-23 tersebut mengetahui bahwa tim rival anak asuhannya didominasi oleh para pemain level senior. Tiga bulan lalu, kedua negara juga berhadapan di Piala Asia 2023 level senior. Seperti sudah saya bahas di artikel sebelumnya, kemenangan telak 4-0 Australia atas Indonesia tidak menggambarkan perbedaan mencolok permainan kedua tim di atas lapangan. Kecemasan Vidmar tersebut menjadi kenyataan. Pada pertandingan kedua Grup A Piala Asia U-23, Australia ditekuk Indonesia dengan skor minimalis, 1-0. Komang Teguh menjadi pahlawan kemenangan. Setelah pertandingan, keluarlah statistik. Tampak begitu dominan keunggulan Australia dibandingkan Indonesia. Penguasaan bola lebih dari 60% dan tendangan ke arah gawang plus tepat sasarannya Australia sangat jomplang dengan sang pemenang. Tidak perlu gengsi untuk mengakui keunggulan statistik Australia...

Jadikan Vietnam sebagai Guru

Gambar
Selama dua dekade menjadi penikmat sepak bola Asia Tenggara, saya menilai Vietnam punya skenario tersendiri dalam menapaki kesuksesan. Pada awal dekade 2000-an, Vietnam kesulitan untuk merebut juara dalam turnamen level ASEAN. Dua turnamen terpenting di regional ini adalah Piala Tiger dan SEA Games. Namun, Thailand dan Singapura bergantian menguasai keduanya.  Dapat dikatakan bahwa Vietnam senasib dengan Indonesia. Jika semata melihat permainan di lapangan hijau, mungkin empat tim Asia Tenggara—Thailand, Singapura, Indonesia, dan Vietnam—tidak terlalu menganga beda kekuatannya. Akan tetapi, yang mampu untuk juara kalau bukan Thailand ya Singapura. Dewi Fortuna tidak memihak Vietnam dan Indonesia. Kendati begitu, Vietnam punya alternatif menggapai prestasi. Di berbagai belahan dunia, turnamen terpenting setelah Piala Dunia adalah kejuaraan level benua. Sudah sejak lama disadari bahwa negara-negara Asia Tenggara—yang adalah subkontinen—sulit bersaing di level Asia. Tolok ukur prestas...