Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2012

You’ll Never RACIST Alone, Suarez!

Gambar
sumber gambar: liverpoolfc.tv Apa salahnya punya kulit berwarna hitam? Banyak orang akan mengatakan tidak masalah sama sekali. Karena soal kulit, rambut, ataupun bentuk fisik lainnya adalah pemberian Tuhan.  Tapi itu semua menjadi terbantahkan ketika kita dengan mudahnya menjadikan warna kulit sebagai bahan ejekan.  Tidak hanya dalam kedidupan sehari-hari, bahkan dalam sepak bola soal warna kulit jadi perhatian. Mengejek pemain yang hitam warna kulitnya dirasa tidak etis dalam sepak bola yang menjunjung tinggi martabat manusia. Tentu pula bertentangan dengan semangat fair play karena memasukkan unsur non-olahraga ke dalam sepak bola.  Namun itu tidak masuk dalam pikiran Luiz Suarez. Baginya, menggunakan warna kulit sebagai ejekan adalah hal yang wajar. Dia tidak perlu berpikir lama ketika sedang kesal dalam pertandingan sepak bola, untuk mengeluarkan kata-kata rasis. Itulah yang terjadi dalam pertandingan liga Inggris antara Liverpool dan Manchester United

Bisa Si Ular Menewaskan Elang Roma

Gambar
sumber gambar: inter.it Tidak semua ular punya racun atau bisa. Ada yang cuma dapat berenang cepat di air, ada pula yang hanya mampu melilit.  Tapi dari semua jenis ular, tidak ada yang ragu bahwa ular berbisa adalah yang paling menakutkan. Sebab hanya dengan sekali patokan, ular bisa membunuh mangsanya dalam sekejap.   Inter Milan adalah ular dalam sepak bola. Il Biscione, demikian julukannya dalam bahasa Italia. Nama ini bukan sekedar gagah-gagahan. Tapi terbukti nyata dalam tiap aksinya.  Minggu kemarin, Sang Ular memakan korban. Kali ini Elang Roma, SS Lazio, harus pulang dengan tangan hampa. I Biancoceleste takluk lewat dua gol penyerang maut Inter, Diego Millito dan Gianpaolo Pazzini.  Kekalahan ini bagi Lazio bukan hanya bermakna pulang tanpa poin, tapi yang lebih menyakitkan adalah kehilangan posisi. Dan yang menyalip tak lain klub yang mengalahkannya itu: Inter Milan.  Pekan lalu Inter masih tertinggal satu poin dari Lazio setel

Sudah Lebih Sembilan Bulan, Torres…

Gambar
sumber gambar: chelseafc.com Tidak ada transfer paling sensasional di musim dingin tahun 2011 selain pembelian Fernando Torres. Keuangan Chelsea terkuras 50 juta poundsterling untuk memboyong El Nino dari Liverpool. Pembelian ini bermuara pada satu tujuan: menjadi mesin gol The Blues!   Tapi apa lacur. Bukan menjadi pencetak gol, justru Torres lebih sering lari-lari kecil di lapangan. Pada musim 2010/2011, gol yang dicetaknya di semua ajang cukup dihitung dengan jari tangan, tidak perlu ditambah jari kaki.  Namun semua orang menganggap ini wajar. Torres masih perlu beradaptasi dengan gaya The Blues. Musim 2011/2012 pun digadang-gadang bakal menjadi tahun kembalinya “si badai” ini. Apalagi Chelsea merekrut pelatih beraroram Latin, Andre Villas Boas, yang baru saja meraih trofi Liga Europa. Ditambah lagi pembelian kompatriotnya di timnas Spanyol, Juan Matta.  Lantas bagaimana hasilnya? Hingga detik ini, semua prediksi di atas balik 180 derajat. Torres masih

El Clasico Tidak Lagi Klasik

Gambar
sumber gambar: fcbarcelona.com Santiago Bernabeu Rabu Malam—Kamis dinihari waktu Indonesia—layaknya sebuah panggung. Bukan panggung secara kiasan, tapi panggung dalam arti sebenarnya. Stadion berkapasitas 85 ribu kursi itu menjadi saksi bagaimana pemain Real Madrid dan Barcelona bukan murni bermain sepak bola. Tapi lebih dari itu: bermain sandiwara.  Pepe, Callejon, Besquet, dan Lionel Messi. Inilah nama-nama yang paling pantas ditiru aktingnya oleh para pemain sinetron. Kameramen televisi menangkap gambar para pemain tersebut dari berbagai sudut. Kita pun saksikan kepintaran mereka berpura-pura kesakitan. Pertandingan memang berakhir dengan, lagi-lagi, kekalahan tuan rumah. El Real masih belum mampu mengalahkan musuh abadinya itu, bahkan, di kandangnya sendiri. Seorang Cristiano Ronaldo yang harganya tertinggi di kolong langit, belum bisa memberikan sentuhan ajaibnya. Gol pertamanya memang membuka asa supporter. Namun, setelah itu

Doa untuk Ranieri

Gambar
Inter menunjukkan betapa San Siro adalah miliknya dalam Derby della Madoninna jilid 1 musim ini. Senin dini hari sudah sehari meninggalkan kita. Tapi kalaupun hari demi hari berganti, sensasi kemengan atas tim sekota akan terus meresap hingga ke dalam dada. Betapa beruntungnya FC Internazionale Milano. Menguasai bola hanya sebanyak 40 persen, tapi padanya berpihak kemenangan. Pazzini dan Milito hanya lari-larian tanpa sering memegang bola. Sedangkan di depan gawang Julio Caesar, Samuel dan Lucio berkerja keras untuk menghentikan kelincahan Zlatan Ibrahimovic. Inilah sepak bola. Asas “semakin benyak menguasai bola, semakin besar peluang cetak gol” tidak berlaku lagi untuk kali ini. Inter bermain mirip dengan era Mourinho: yang penting menang. Sebentar saja I Nerazzurri memainkan gaya menyerang di masa Leonardo. Hasilnya memang lumayan oke. Gelontoran gol ke gawang lawan meningkat. Tapi gaya ini menimbulkan buah simalamaka: inkonsistensi. Inter bisa menaklukkan Bayern Muenchen di pe