Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

Kapan Jerman Berhenti Puasa?

Gambar
Mendapat julukan “Spesialis Turnamen” adalah beban bagi Jerman. Der Panzer selalu dituntut untuk meraih hasil terbaik di turnamen-turnamen besar yang diikuti, khususnya Piala Dunia dan Piala Eropa. Kegemilangan era Franz Beckenbauer dan Lothar Matthaeus yang merentang dari awal 1970 hingga pertengahan 1990-an kini terasa berat untuk coba diulangi kembali. Jerman tidak merasakan nikmat juara di dekade awal milenium ini. Tentulah kekosongon itu adalah aib tersendiri bagi bangsa Jerman yang dahulu gilang gemilang dengan kejayaannya. Di bawah Rudy Voeller dan Joachim Loew, Jerman bisa menggapai babak tertinggi Piala Dunia (2002) dan Euro (2008). Tapi sekali lagi, hanya final. Juga capaian semifinal di dua Piala Dunia terakhir seolah tanpa arti. Spesialis Turnamen yang diartikan oleh orang Jerman adalah spesialis menggondol trofi! Ketika Piala Eropa 2012 hendak bergulir, hampir semua sepakat bahwa Jerman adalah calon tunggal perengkuh gelar. Hanya Spanyol dan Belanda yang bisa me

Nasib Tragis Inggris

Gambar
Ketika Wayne Rooney mencetak gol ke gawang Ukraina di babak penyisihan Grup D lalu, harapan rakyat Inggris kembali meninggi. Hal ini wajar mengingat ekspektasi mereka di Euro 2012 ini berada di titik nadir semenjak pengunduran diri Fabio Capello pada Februari lalu. Tapi apa daya, The Three Lions memang tidak mampu mengubah nasib buruknya di turnamen-turnamen besar. Lebih tragis lagi, Inggris bukan tersingkir di babak final atau semifinal, tapi selalu kandas di perempat final. Capaian tertinggi terakhir Inggris hanyalah semifinal ketika menjadi tuan rumah Piala Eropa 1996. Sesudahnya, Inggris tidak mampu menjadi empat tim terkuat di turnamen besar antarnegara. Barangkali, keyakinan akan pengalaman masa lalu ini melekat erat di pikiran pemain-pemain Italia di Euro 2012 ini. Andrea Pirlo dkk. tidak takut dengan Inggris yang berstatus juara grup. Mereka seolah-olah sudah yakin akan bertemu Jerman di babak semifinal nanti. Betapapun jeleknya organisasi permainan skuad Gli Azz

Kepedihan Bangsa Yunani

Gambar
Dini hari tadi kita menyaksikan betapa digdayanya “panser-panser” Jerman menghancurkan pertahanan Yunani. Ini bukanlah untuk mengenang peristiwa 70 tahun lalu kala Angkatan Darat Jerman di Perang Dunia II menyerbu negeri asal Aristoteles itu. Tapi, pasukan kedua bangsa itu sedang berada di atas rumput hijau saling mengejar bola pada ajang Euro 2012.  Jerman, tim dengan angka sempurna di penyisihan, pantas untuk ditakuti. Tapi Yunani tidak bisa memilih karena mereka hanya menduduki peringkat kedua di Grup A. Itupun diperoleh dengan aroma keberuntungan yang barangkali pertama terjadi di turnamen besar: unggul head-to-head dengan Rusia meski selisih golnya lebih jelek.    Namun Joachim Loew menyadari Yunani bukanlah tim yang mudah ditaklukkan. Kita bisa melihat sendiri komposisi pemain yang diturunkan sang arsitek berbeda jauh dari tiga pertandingan penyisihan grup. Mario Gomes, top skorer sementara, tidak dimainkan sebagai pemain inti.

Eropa adalah Dunia

Gambar
Secara geografis, Eropa sesungguhnya bukanlah sebuah benua atau kontinen. Daratannya menyatu dengan Asia. Tapi secara kultur dan etnis, Eropa sangat berbeda dengan orang-orang Asia sehingga digolongkan menjadi benua tersendiri.  Jika kita melihat peta atau atlas bumi, jelas terlihat luas wilayah “Benua Biru” tidak ada apa-apanya dibandingkan Afrika, Amerika, apalagi Asia. Meski demikian, Eropa sesungguhnya adalah pusat dari dunia ini. Tempat di mana capaian tertinggi peradaban manusia lahir dari sana. Eropa-lah pusat ekonomi, ilmu pengetahuan, industri semenjak benua ini keluar dari Abad Gelapnya pada abad ke-15.  Bahkan harus kita akui, pendulum sepak bola dunia sedang berada di sana. Sepak bola yang lahir di Inggris kemudian diglobalkan oleh orang Prancis lewat FIFA yang berdiri pada 1904. Tapi kekuatan sepak bola tidak bergeser dari benua asalnya itu. Hanya Brasil dan Argentina saja yang bisa menyaingi kekuatan sepak bola Eropa. Itupun tidak sampai bisa menggusur Eropa s