Sudah Lebih Sembilan Bulan, Torres…
![]() |
sumber gambar: chelseafc.com |
Tidak ada transfer paling sensasional di musim dingin
tahun 2011 selain pembelian Fernando Torres. Keuangan Chelsea terkuras 50 juta
poundsterling untuk memboyong El Nino dari Liverpool. Pembelian ini bermuara
pada satu tujuan: menjadi mesin gol The Blues!
Tapi apa lacur. Bukan menjadi pencetak gol, justru
Torres lebih sering lari-lari kecil di lapangan. Pada musim 2010/2011, gol yang
dicetaknya di semua ajang cukup dihitung dengan jari tangan, tidak perlu
ditambah jari kaki.
Namun semua orang menganggap ini wajar. Torres masih
perlu beradaptasi dengan gaya The Blues. Musim 2011/2012 pun digadang-gadang
bakal menjadi tahun kembalinya “si badai” ini. Apalagi Chelsea merekrut pelatih
beraroram Latin, Andre Villas Boas, yang baru saja meraih trofi Liga Europa. Ditambah
lagi pembelian kompatriotnya di timnas Spanyol, Juan Matta.
Lantas bagaimana hasilnya? Hingga detik ini, semua
prediksi di atas balik 180 derajat. Torres masih sama dengan pertengahan musim
lalu. Tidak ada perubahan signifikan. Dia masih seperti seorang striker yang
seolah baru satu-dua kali diberi kesempatan bermain.
Torres bahkan kalah dari “bocah ingusan” Inggris
bernama Daniel Sturridge. Tidak hanya itu, mantan pemain Atletico Madrid ini
juga lebih jelek ketimbang Didier Drogba yang umurnya sudah mendekati 36 tahun.
Hasil dari penampilan buruk ini tentu prestasi Chelsea
itu sendiri. Meski pekan lalu berhasil menyodok empat besar, kini Chelsea
kembali harap-harap cemas. Posisinya terancam karena pada Sabtu malam (waktu
Indonesia) kemarin hanya bermain imbang dengan Norwich City. Skor kaca mata
membuktikan betapa tidak berdayanya penyerang-penyerang Chelsea di depan gawang
musuh.
Klub asal London ini pun hanya bisa berharap dari
Manchester United. Minggu malam nanti, MU akan berhadapan dengan peringkat lima
klasemen, Arsenal. Seandainya Van Persie, cs bisa membalas dendam kekalahan
telak 2-8 atas Setan Merah di Old Trafford awal musim lalu, selisih poin akan
menjadi dua poin saja.
Meskipun bertenger di zona Liga Champion, ini tentu
sesuatu yang jelek bagi tim sekelas Chelsea. Betapa tidak, tim ini harusnya
bersaing merebut puncak, bukan hanya berharap main di kompetisi bergengsi Eropa
itu.
Tragis nian nasib Chelsea! Sejak dimiliki Roman
Abramovich, tidak pernah ada striker yang mampu menyamai keganasan Didier
Drogba. Padahal pemain satu ini sudah berumur dan keberadaaanya hanya sebagai
penghargaan atas kesetiaanya selama 8 tahun berkostum biru-biru. Stiker kelas
wahid seperti Andry Shevchenko yang seharga 35 juta pound juga tidak bisa
berbuat banyak di Stamford Bridge. Kini Torres mengikut jejak yang tidak elok
tersebut.
Apakah ini pertanda bahwa Roman Abramovich tidak
pantas memilih pemain? Seperti kita tahu Abramovich adalah pengagum Sheva dan
Torres. Pembelian kedua pemain ini tak lebih daripada obsesi pengusaha minyak
ini ketimbang kebutuhan tim. Hasilnya, Chelsea pun tidak mendapat manfaat
berarti. Sedangkan pelatih seakan tidak bisa menolak pilihan bos besar asal
Rusia ini.
Sekarang Torres lagi meratapi nasib. Posisinya di timnas
Spanyol tidak aman karena performanya yang jelek itu. Meski masih ada waktu
setengah musim untuk membuktikan diri, tapi semua orang sudah tidak berani lagi
berharap terlalu padanya.
Ibarat ibu hamil, Torres sudah lebih sembilan
mengandung tapi sampai sekarang belum melahirkan jua. Melahirkan bagi seorang
striker bukan satu-dua gol, tapi kembar 10 atau 20 bahkan 30 sekaligus. Ini yang belum dihasilkan oleh El Nino.
Come on Torres, buatlah senang pendukungmu!
Komentar
Posting Komentar