Chelsea Pegang Rekor Terburuk, Tidak Di Matteo

Sejarah akan mencatat bahwa Chelsea adalah klub juara bertahan Liga Champion pertama yang tersisih di penyisihan grup. Seperti kita tahu, kemarin Chelsea tersingkir meskipun menang 6-1 atas Nordsjaelland. Di saat yang sama, Juventus berhasil menaklukkan Spartak Moskow. Secara matematis, Chelsea masih berpeluang lolos andai Spartak bisa mengalahkan La Vechia Signora. Tapi yang terjadi sebaliknya.

Jika Chelsea adalah klub pembuat rekor, maka siapakah pelatih yang membuat rekor buruk tersebut? Sayang sekali, sejarah akan mencatat bahwa orang itu adalah…..Rafael Benitez. Bukan Rafa yang menghendaki nasib itu, tapi Roman Abramovich, sang pemilik The Blues.

Bagi orang yang hidup hari ini tentu akan tahu bahwa “gelar” itu seharusnya milik Roberto Di Matteo. Dialah yang paling bertanggung jawab karena gagal membawa anak asuhnya bermain gemilang di penyisihan Liga Champion musim ini. Sentuhan emas Di Matteo musim lalu tidak terulang kali ini.

Tapi “untung” bagi Di Matteo. Segera setelah kalah 0-2 dari Juventus, dia langsung dipecat. Kekalahan di partai kelima inilah yang memupuskan harapan Chelsea untuk lolos. Meski peluang masih ada andai pada partai penutup, Juventus kalah dari Spartak. Bahkan Roman sudah tidak percaya Dewi Fortuna akan memayungi Di Matteo sehingga langsung memutus kontrak pelatih asal Italia itu.

Besar harapan Roman agar Rafa memperlihatkan kecerdasannya ketimbang Di Matteo. Tapi tidak juga. Di Liga Inggris mantan pelatih Liverpool ini kian membuat Chelsea terperosok. Padahal di bawah Matteo, Chelsea sempat menduduki posisi puncak klasemen. Menurut logika Roman, Rafa lebih baik ketimbang Di Matteo. Tapi realita tidak menunjukkan begitu.

Sebagai pemilik klub, wajar saja Roman menunjukkan kekuasaannya. Tapi orang pasti ragu apakah pengusaha Rusia ini memiliki kemampuan menganalisis sebuah tim? Tentu tidak. Dia sering gagal dalam hal ini. Apabila Roman kita dudukkan sebagai seorang suporter, maka dia adalah masuk kategori suporter yang buruk. Tidak ada suporter yang mau kehilangan pelatih yang telah memberi gelar yang diidam-idamkan yakni Liga Champion. Seorang suporter yang baik pasti bersabar dan akan menerima andai klub pujaannya terseok-seok di awal musim. Sebab dia tahu bagaimana cara menghargai seorang yang telah berjasa.

Tak tahu balas budi pada sejarah, maka sejarah punya caranya sendiri menghukum. Kita tidak tahu berapa tahun atau berapa puluh tahun lagi Chelsea di bawah Roman akan kembali merengkuh trofi Liga Champion. Roman oh Roman, pemilik klub juara bertahan Liga Champion yang langsung tersingkir di penyisihan grup.. 

sumber gambar di sini

Komentar

Terpopuler

Perempat Final Sensasional di Piala Asia U-23

Hasil Ultra Petita dari Shin Tae-yong

Level Tinggi Garuda Muda