Berbenahlah, Les Blues!


Pada Piala Dunia 2010, Perancis mempermalukan diri mereka sendiri. Gugur di babak penyisihan, pulang dengan membawa aib pemberontakan pemain.
Empat tahun berselang, di Piala Dunia 2014, Les Blues tersingkir di perempat final. Namun, kali ini mereka angkat koper secara terhormat.
Semalam, Perancis tidak beruntung. Bahkan ketidakberuntungan itu dimulai sejak undian grup pada akhir 2013 yang memprediksi mereka bertemu Jerman di babak delapan besar.
Tim Panser kembali membuktikan diri sebagai spesialis turnamen. Satu sundulan Mats Hummels cukup untuk lolos ke babak empat besar.
Perancis memang kehilangan gereget sebagai tim besar sejak Zinedine Zidane pensiun usai Piala Dunia 2006. Kemudian muncul pemain yang dianggap layak menggantikan Zizou. Salah satunya Franck Ribery.
Kebintangan Ribery tak perlu diragukan, khususnya di level klub. Sejak hijrah ke Bayern Muenchen pada 2007, dia menjadi salah satu aktor kesuksesan klub Jerman tersebut. FC Hollywood sukses diantarkan merebut treble winner pada musim 2012/2013.
Tapi ada yang harus diingat. Muenchen adalah klub Jerman dan itu tercermin pula dari susunan pemainnya. Manuel Neuer, Philipp Lahm, Bastian Schweinsteiger, Thomas Mueller, dan sebagainya adalah orang Jerman.
Kita tidak bisa menilai apakah tanpa pemain asing seperti Arjen Robben dan Ribery, para pemain Jerman di Muenchen akan memperoleh kesuksesan serupa di level timnas.
Ini sama dengan pertanyaan apakah para pemain Spanyol di Barcelona akan sama hebatnya tanpa diperkuat Lionel Messi.
Dalam kasus Spanyol jawabannya telah tersedia. Tatkala Xavi, Iniesta, Puyol, Busquet dan lainnya bermain untuk Matador, mereka terbukti menularkan keberhasilan serupa di timnas. Juara di Euro 2008 dan 2012, serta Piala Dunia 2010 menjadi bukti.
Hal sebaliknya dengan Messi. Dia praktis belum memberi kontribusi maksimal kepada timnas Argentina.Kita juga ingin melihat hal yang sama pada Robben dan Ribery.
Namun sayang, Ribery justru absen di Brasil karena cedera. Tanpa dia,  Perancis tetap digdaya di babak penyisihan. Tapi siapapun tahu bahwa di babak berikutnya, lawan berat sudah menanti.
Di saat kebintangan Ribery dibutuhkan, justru dia tidak ada. Anak asuh Didier Deschamps itu kehilangan roh.
Sementara Ribery absen, Perancis sebetulnya punya satu pemain hebat lagi, Samir Nasri. Sayang, Deschamps tak membawanya karena dianggap pemain bermasalah.
Mantan kapten Perancis itu mungkin benar. Bagi dia, tanpa suasana kamar ganti yang bagus, permainan di lapangan juga akan anjlok seperti terjadi di Afrika Selatan 2010.  
Apa mau dikata, Perancis sudah angkat koper dari Brasil. Yang perlu dipikirkan Perancis adalah konsolidasi diri untuk menghadapi even terdekat: Piala Eropa 2016 di kandang sendiri!

Sumber gambar: Getty Images

Komentar

Terpopuler

Perempat Final Sensasional di Piala Asia U-23

Hasil Ultra Petita dari Shin Tae-yong

Level Tinggi Garuda Muda