Analogi Piala Dunia dengan Pilpres 2024: Portugal, Belanda, dan Argentina



Kampanye Pilpres 2024 resmi dimulai pada 28 November 2023. Tiga kontestan akhirnya bisa berlaga untuk merebut singgasana presiden dan wakil presiden periode 2024-2029.

Pemilihan umum adalah sebuah kompetisi karena terdapat peserta dan bakal ada juaranya. Yang diincar adalah suara rakyat. Siapa yang nanti mengumpulkan suara pemilih terbanyak secara nasional akan keluar sebagai kampiun.

Format kompetisi pemilu berbeda dengan olahraga. Dalam dunia olahraga, para kontestan bersaing satu sama lain untuk menentukan siapa yang citius, altius, fortius.

Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan nomor urut tiga kontestan. Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapatkan nomor urut satu, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming nomor urut dua, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut tiga.

Menengok tiga peserta tersebut, pikiran jahil saya membayangkan sepak bola. Yang tersembul adalah kompetisi paling wahid sejagat: Piala Dunia. Karena itu, saya mencoba membandingkan peserta Pilpres 2024 dan kontestan dalam sejarah terkini La Coupe du Monde.


Anies-Muhaimin

Untuk pasangan ini, saya memfokuskan perhatian pada sosok sang calon presiden. Anies adalah Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Jakarta merupakan ibu kota negara. Penduduknya sekitar 10 juta orang, masih kalah dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatra Utara.

Meski demikian, DKI Jakarta punya sejarah apik dalam peta politik nasional. Presiden saat ini, Joko Widodo atau Jokowi, adalah Gubernur DKI 2012-2014. Kemenangan Jokowi pada Pilpres 2014 tidak bisa dilepaskan dari faktor orang nomor satu di Ibu Kota.

Atas fakta tersebut, saya menganalogikan Jakarta sebagai Eropa. Benua Biru adalah lokasi markas besar FIFA, analog dengan Jakarta sebagai ibu kota negara. Sekarang tinggal memilih negara Eropa mana yang layak dipadankan dengan Anies.

Pilihan saya jatuh kepada Portugal. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

Pendahulu Anies, Jokowi, pantas disamakan dengan Spanyol. Sebab, Spanyol menjadi juara Euro 2008 lantas menjadi juara dunia 2010. Ini serupa dengan jalan Jokowi memenangkan Pilgub DKI 2012 lantas berlanjut menjuarai Pilpres 2014. Spanyol juara Euro lagi pada 2012, disusul dengan Portugal (2016) dan Italia (2020).

Lewat analogi pemenang pilgub dengan Euro, pilihan tersisa untuk dibandingkan dengan Anies adalah Portugal dan Italia. Dihadapkan pada dua opsi ini, saya memilih Portugal.

Alasannya sederhana. Sehabis kampiun di Euro 2020, Italia gagal lolos Piala Dunia 2022. Padahal, dengan mengacu pada Jokowi, sehabis memenangkan kompetisi lokal baru mentas ke level lebih tinggi. Anies yang menang Pilgub 2017 kemudian terdaftar dalam Pilpres 2024.

Nah, Portugal sebagai juara Euro edisi 2016 faktanya lolos Piala Dunia 2018. Dengan demikian, Anies dapat dianalogikan dengan Portugal.


Prabowo-Gibran

Lagi-lagi, saya pilih calon presiden sebagai acuan untuk perbandingan. Untuk Prabowo, pertimbangannya adalah keikutsertaannya dalam pilpres.

Pilpres 2024 akan menjadi kesempatan ketiga Prabowo sebagai calon presiden setelah edisi 2014 dan 2019. Dua kesempatan perdana berakhir pilu buat mantan Panglima Kostrad tersebut. Sebelumnya, pada Pilpres 2009, Prabowo maju sebagai calon wakil presiden dan berakhir dengan kekalahan pula. Dengan demikian, Prabowo sudah tiga kali berlaga tapi tidak bisa juara.

Analogi paling pas untuk Prabowo di sepak bola adalah negara yang belum pernah juara dunia, tetapi sering masuk final. Untuk ini, saya yakin kita semua sepakat bahwa Belanda adalah pilihan yang tepat untuk dibandingkan dengan Prabowo. Tim Oranye sudah tiga kali masuk final (1974, 1978, 2010) dan selalu kandas.


Ganjar-Mahfud

Sama dengan dua pasangan lain, saya akan mengambil Ganjar sebagai parameter. Buat Ganjar, yang bisa ditilik adalah daerah asalnya.

Dari empat kali pemilihan presiden langsung oleh rakyat, terdapat dua figur pemenang. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004 dan 2009 serta Jokowi pada 2014 dan 2019. Berdasarkan kampung asal, SBY berasal dari Jawa Timur, sementara Jokowi dari Jawa Tengah. Alhasil, pilpres langsung dalam sejarah Republik ini hanya pernah dimenangi oleh orang Jatim dan Jateng.

Supremasi dua wilayah ini mirip dengan riwayat jawara Piala Dunia. Para juara dunia dari 1930-2022 kalau bukan negara Amerika Selatan ya Eropa.

Tadi saya sudah menganalogikan Jakarta sebagai Eropa. Sebaliknya, Jawa Tengah akan pas dibandingkan dengan Amerika Selatan karena bukan ibu kota. Pertanyaannya, anggota Conmebol mana yang tepat dipadankan dengan Ganjar?

Jawaban saya adalah Argentina. Alasannya, Tim Tango adalah kampiun edisi terakhir Copa America, yakni pada tahun 2021. Ini analog dengan Ganjar yang terakhir kali menjuarai pemilihan gubernur di Jateng, yakni pada 2018.


Soal Selera

Tentu saja, analogi di atas adalah murni subjektivitas pribadi saya. Mungkin sebagian orang akan bilang terlalu maksa. Saya hormati pendapat demikian. Toh, siapa saja bisa membuat preferensi. Analogi bisa saja menggunakan pemain, misalnya, bukan negara.

Yang kita harapkan adalah agar Pilpres 2024 berlangsung aman dan lancar. Sebagaimana Piala Dunia, memang ada rivalitas keras yang meluber sampai ke luar lapangan. Akan tetapi, begitu kompetisi selesai, semua menghormati hasil. Jika ada yang tidak pas di lapangan, akan ada wasit dan FIFA sebagai pengawas.

Mari hormati aturan main. Jika menang monggo berpesta, jika kalah hidupkan terus harapan di kompetisi berikutnya.


*Sumber gambar di sini


Komentar

Terpopuler

Perempat Final Sensasional di Piala Asia U-23

Hasil Ultra Petita dari Shin Tae-yong

Level Tinggi Garuda Muda